Dulu kala, di suatu negara bernama Aravor, angin berhembus selama tahun, bawa kesuburan ke cerang serta kesegaran ke desa- desa. Tetapi sesuatu hari, angin itu menyudahi. Langit jadi amat, ladang- ladang lesu, serta desa- desa kekeringan. Banyak orang mulai kekhawatiran, beranggapan kalau Dewa Angin sudah marah.
Di suatu dusun kecil, hiduplah seseorang wanita bernama Kara slot gacor. Beliau pintar serta pemberani, senantiasa berupaya mencari pemecahan buat permasalahan yang dialami desanya. Sesuatu malam, beliau berangan- angan berjumpa Dewa Angin yang memberinya catatan: Cincin scatter hitam sudah lenyap dari Tower Angin di Pegunungan Petang. Kembalikan cincin itu, hingga angin hendak balik bertiup.
Dikala Kara tersadar, beliau ketahui apa yang wajib dicoba. Dengan bawa agama di batin, beliau mengawali ekspedisi mengarah Pegunungan Petang buat mencari cincin legendaris itu.
Ekspedisi Mengarah Tower Angin
Kara menempuh ekspedisi jauh ke Pegunungan Petang. Di jalur, beliau mengalami bermacam halangan. Awal, beliau wajib melampaui Ngarai Bungkam, di mana suara apa juga yang beliau untuk hendak memanggil kukila predator. Dengan hening, Kara berjalan tanpa berbicara, memakai instingnya buat menciptakan jalur pergi.
Sehabis itu, beliau datang di Lembah Tanpa Akhir, yang cuma dapat dilewati dengan melalui jembatan gantung berumur yang berderit tiap kali beliau berjalan. Walaupun jembatan itu nampak lemah, Kara berjalan dengan hati- hati, meyakini kalau beliau wajib senantiasa hening buat menggapai tujuan.
Tower Angin serta Cincin Scatter Hitam
Sehabis berhari- hari berjalan, Kara kesimpulannya datang di pucuk Pegunungan Petang. Di situ berdiri Tower Angin, suatu gedung besar yang mewah tetapi nampak telah lama dibiarkan. Di puncaknya, beliau memandang Cincin scatter hitam, bercahaya gelap di tengah mazbah.
Tetapi, dikala Kara mendekat, angin yang kokoh seketika bertiup, membatasi jalannya. Suara besar bergaung, Siapa anda, serta kenapa anda tiba ke mari?
Saya Kara, jawabnya jelas. Saya tiba buat mengembalikan cincin ini supaya angin balik ke desaku.
Suara itu mengatakan, Jika sedemikian itu, buktikan kalau anda pantas.
Tes Dewa Angin
Tes awal merupakan kegagahan. Angin berganti jadi angin besar, mengguncang tower. Kara wajib menaiki tangga yang berayun hebat. Dengan menggenggam akrab pegangan, beliau sukses menggapai pucuk.
Tes kedua merupakan integritas. Suatu khayalan timbul di depan Kara, menampilkan desanya yang produktif serta mampu. Suara berbisik, Ambil cincin ini buat dirimu sendiri, serta anda dapat menyuruh dengan kekayaan tanpa batasan. Tetapi Kara menggeleng. Saya cuma mau desaku aman.
Tes terakhir merupakan ketabahan. Cincin scatter hitam lenyap serta timbul balik di bermacam ujung mazbah. Kara ketahui, bila beliau terburu- buru, beliau tidak hendak sempat membekuknya. Dengan hening, beliau menunggu sampai cincin itu timbul pas di depannya. Beliau mencapai cincin itu dengan hati- hati, serta angin besar juga menyudahi.
Angin yang Kembali
Dikala Kara memegang cincin itu, suara halus mengatakan, Kara, kegagahan serta ketulusanmu sudah meyakinkan kalau anda pantas. Kembalikan cincin ini ke mazbah, serta angin hendak balik bertiup.
Kara menaruh cincin itu di mazbah, serta lekas angin fresh bertiup lewat tower, turun ke ngarai, serta menabur ke semua negara. Langit jadi terang, ladang- ladang balik hijau, serta sungai- sungai balik penuh.
Dusun yang Diselamatkan
Kara balik ke desanya, disambut dengan bahagia oleh masyarakat. Mereka mengangkut Kara selaku bahadur, namun Kara mengatakan, Saya cuma melaksanakan kewajiban. Angin ini kepunyaan kita seluruh, serta kita wajib melindungi penyeimbang alam.
Pelajaran dari Cincin Scatter Hitam
Hikayat Kara serta Cincin scatter hitam pragmatic jadi cerita yang diwariskan dari angkatan ke angkatan. Cerita ini mengarahkan kalau kegagahan, integritas, serta ketabahan merupakan kunci buat menuntaskan permasalahan terbanyak.
Sampai saat ini, Tower Angin di Pegunungan Petang senantiasa berdiri mewah, jadi pengingat kalau siapa juga dengan batin yang asli bisa bawa pergantian besar.